SEKUNTUM BUNGA DI TAMAN SURGA
Scrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text Generator

KEKUATAN ITU DARI ALLAH

Selasa, 16 Agustus 2011

Sadarlah Kekuatan Itu Dari Allah

Allah Sumber Kekuatan

Kesadaran akan keterlibatan Allah bukan suatu alasan yang menyebabkan kita malah malas, justru sadar akan kekuatan dari Allah. Tidak berusaha karena hanya berharap pada takdir Allah. Justru seharusnya hal ini menjadi suatu dorongan kuat bagi kita. Inilah yang akan menjadi motivasi kita.

Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari kesadaran kita akan keterlibatan Allah, yaitu:

Bagaimana Kekuatan Didapat

Siapa yang bisa melawan takdir Allah? Jika kita ditakdirkan berhasil siapa yang bisa mencegahnya? Berlaku juga untuk sebaliknya jika Allah tidak mengijinkan, maka siapa pun tidak ada yang bisa memaksakannya. Sehingga tidak ada pilihan bagi kita kecuali untuk berusaha.

Kesadaran bahwa kekuatan itu dari Allah akan memberikan kekuatan juga pada diri kita. Karena kita yakin bahwa apa pun yang kita lakukan, tidak akan ada yang bisa menghalangi kita jika Allah berkenan. Sehebat apa pun manusia, tidak akan ada yang sanggup menghentikan yang mendapatkan pertolongan Allah.

Sabar Juga Sumber Kekuatan

Orang yang meyakini akan takdir Allah, dia akan selalu sabar setiap musibah menimpanya, karena semuanya dari Allah. Dia akan menyambut musibah itu dengan tegar, setegar gunung atau setegar karang diterjang ombak laut. Tanpa goyah sedikit pun.

Sungguh indah apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib r.a.: “Hai bapak Fulan, sesungguhnya jika engkau bersabar, engkau telah melewati takdirmu, dan engkau mendapatkan pahala. Tetapi sekiranya engkau bersedih hati, sesungguhnya takdir tetap saja berlaku, dan engkau mendapatkan dosa.”

Sabar tetap akan melewati takdir, tidak sabar juga sama, maka mending kita pilih sabar. Mungkin kita tetap pada sebuah takdir yang tidak kita inginkan (menurut pendapat kita) namun kita akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, jika kita tidak sabar, tidak akan menolong kita, dan kita mendapatkan dosa. Jadi bagi orang yang sadar akan keterlibatan Allah, dia akan sabar dan Allah akan memberikan kekuatan kepada orang yang sabar.

Ridha dan Qana’ah

Kita akan ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan qanaah akan rezeki yang Dia berikan kepada kita. Sehingga kalau kita sudah berusaha tetapi takdir bicara lain, kita akan ridha dengan kegagalan yang dia alami, karena semua dari Allah. Tidak ada alasan untuk tidak ridha.

Pengaruh dari sikap ini dia akan bersungguh-sungguh mencari rezeki dan dengan cara yang benar. Dia tidak akan mengatakan: “Sudah capek-capek, tetap saja tidak hasil.” Dia akan berusaha sebaik mungkin dan ridha apa pun hasilnya. Bukan sikap seperti ini mencerminkan pribadi yang memiliki kekuatan mental yang luar biasa?

Menerima Apa Adanya

Orang yang yakin dengan takdir, dia akan menerima apa yang diberikan Allah kepadanya. Sikap ini akan melahirkan kekuatan jiwa, tidak akan kecewa, sedih, putus asa, dan sikap-sikap cengeng lainnya. Dia yakin apa yang terjadi pada dirinya adalah yang terbaik bagi dia.

Memiliki Harga Diri

Orang yang yakin akan takdir Allah akan memiliki harga diri karena yakin apa yang dia miliki bukan berasal dari manusia tetapi dari Allah semata. Jika pun ada peran manusia, itu hanya sebagai perantara saja. Harga diri ini akan menjadi sumber kekuatan luar biasa, sehingga dia bisa mencurahkan segenap potensinya.

Bagi orang yang memiliki izzah (harga diri) tentuk akan bekerja keras untuk menjaga izzahnya. Dia tidak akan melemah diri atau juga merendahkan diri di hadapaman manusia, namun tidak juga sombong. dia aka berusaha untuk tetap mandiri, tidak meminta-minta, dan bekerja keras.

Berjiwa Tenang dan Damai

Orang yang yakin akan takdir, akan yakin pula bahwa segala musibah tidak akan membuatnya takut dan ciut. Dia tenang terhadap apapun yang akan dan telah terjadi karena semua kehendak Allah. Dia tidak akan ragu melakukan apapun karena hasil adalah keputusan Allah setelah dia berusaha. Dia tidak akan menyesali masa lalu, dia yakin dengan masa kini, dan berani menghadapi hari esok.

Berorientasi ke Depan dan Doing The Best

Orang yang yakin akan kekuatan Allah, sabar, ridha, qana’ah, menerima apa adanya, memiliki harga diri, tenang, dan damai terhindar dari penyesalan masa lalu, berani menghadapi realitas, bebas dari rasa pesimis, dia tidak mendapatkan jalan lain kecuali berorientasi ke depan menuju yang lebih baik, bertumbuh, dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

Nabi berkata: Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, “Ya.” Nabi berkata, “La haula wala Quwwata illa billah.” (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

Tiada kekuatan kecuali dari Allah.



Sumber : http://www.motivasi-islami.com/kekuatan-itu-dari-allah/

Doa Untuk Memperoleh Ridho Allah

Senin, 09 Mei 2011


Seorang Muslim senantiasa mengharapkan Ridho Allah dalam setiap sepak terjang aktifitasnya. Sebab ia tahu bahwa hanya dengan memperoleh Ridho Allah sajalah hidupnya menjadi lurus, terarah dan benar. Seorang Muslim yang mengejar Ridho Allah berarti menjadi seorang beriman yang ikhlas. Orang yang ikhlas dalam ber’amal merupakan orang yang tidak bakal sanggup diganggu apalagi dikalahkan oleh syetan. Allah menjamin hal ini berdasarkan firmanNya dimana dedengkot syetan saja, yakni Iblis, mengakui ketidak-berdayaannya menyesatkan hamba-hamba Allah yang mukhlis.


قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ

وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS Al-Hijr ayat 39-40)

Orang-orang yang telah menjadikan Ridho Allah semata sebagai tujuan hidupnya tidak mungkin dapat disimpangkan dari jalan yang benar. Mereka tidak mempan di-iming-imingi dengan kenikmatan apapun di dunia ini. Sebab mereka sangat yakin bahwa kenikmatan jannah (surga) yang Allah janjikan bagi mereka tidak bisa disetarakan apalagi dikalahkan oleh kenikmatan duniawi bagaimanapun bentuknya. Harta, tahta maupun wanita tidak mungkin mereka dahulukan daripada kenikmatan ukhrawi surgawi yang Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sendiri gambarkan sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّه

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ

وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: Allah berfirman: “Aku telah sediakan untuk hamab-hambaKu yang sholeh apa-apa yang tidak pernah mata memandangnya, dan tidak pernah telinga mendengarnya dan tidak pernah terbersit di dalam hati manusia.” ( HR Bukhary)

Hamba-hamba Allah yang mukhlis kebal terhadap berbagai ancaman manusia berupa siksa dan penderitaan duniawi apapun, karena bagi mereka tidak ada yang lebih menakutkan daripada ancaman Allah berupa siksa dan penderitaan hakiki di dalam neraka akhirat kelak. Mereka memiliki sikap seperti sikap para tukang sihir Fir’aun yang semula loyal kepada penguasa zalim tersebut, namun setelah menyaksikan betapa unggulnya kekuatan Allah lewat performa NabiNya Musa, maka akhirnya mereka bertaubat. Mereka selanjutnya meninggalkan (baca: baro’ alias berlepas diri dari) Fir’aun dan tidak menghiraukan ancamannya bagaimanapun bentuknya:

قَالَ آَمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آَذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ قَالُوا لَا ضَيْرَ إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ إِنَّا نَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَايَانَا أَنْ كُنَّا أَوَّلَ الْمُؤْمِنِينَ

”Fir`aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman". (QS Asy-Syuara ayat 49-51)

Orang-orang yang sibuk menggapai Ridho Allah semata dalam hidupnya sangat meyakini bahwa hanya Allah sajalah yang patut di jadikan prioritas utama kecintaan, kepatuhan dan rasa takut. Mereka berusaha untuk selalu mendahulukan Allah dalam setiap gerak-gerik hidupnya. Mereka sangat benci menyekutukan atau menduakan apalagi men-tigakan Allah, Rabbul’aalamiin. Sebab mereka sangat yakin bahwa Allah sajalah Raja di langit dan Raja di bumi. Sehingga dalam menyerahkan kecintaan, kepatuhan atau rasa takut kepada selain Allah mereka tidak akan pernah mau menyetarakan apalagi mendahulukan selain Allah. Sikap mereka kepada para pemimpin dan pembesar dunia adalah sikap yang sangat proporsional. Mereka hanya mau mentaati pemimpin yang senantiasa mengajak kepada meraih Ridho Allah juga. Namun bila pemimpin yang ada malah mengalihkan mereka dari mengejar Ridho Allah, maka bagi orang-orang mukhlis Ridho Allah jauh lebih utama didahulukan.

Kaum mukhlisin hanya meyakini bahwa jalan hidup yang sepatutnya dilalui hanyalah jalan hidup yang mendatangkan keridhoan Allah. Sedangkan Allah telah menegaskan bahwa hanya Islam-lah jalan hidup atau dien yang diridhaiNya.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

”Sesungguhnya dien atau agama atau jalan hidup (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran ayat 19)

Sedemikian yakinnya kaum mukhlisin akan kebenaran pernyataan Allah di atas, sehingga di dalam hati mereka tidak tersisa lagi cadangan kepercayaan akan jalan hidup lainnya. Sebab semua jalan hidup lainnya bukan dari Allah yang mereka senantiasa kejar keridhaanNya. Jalan hidup lainnya hanyalah jalan hidup palsu bikinan manusia yang seringkali dihiasi dengan nafsu dan sikap zalim serta keterbatasan ilmu alias jahil atau bodoh. Orang-orang mukhlis tidak lagi menyisakan di dalam diri mereka kepercayaan akan Liberalisme, Pluralisme, Sekularisme, Kapitalisme, Sosialisme, Komunsime, Humanisme, Hedonisme apalagi Demokrasi. Semua jalan hidup itu bagi mereka tidak menjamin akan mendatangkan keridhoan Alllah. Padahal mereka sudah sangat yakin bahwa hidup tanpa keridhoan Allah adalah kehidupan yang merugi dan penuh ke-sia-siaan.

Kaum mukhlisin hanya meyakini bahwa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan satu-satunya teladan dan prototype sempurna yang wajib diteladani segenap sepakterjang perjuangannya. Bilamana menempuh jalan uswah tersebut berakibat kepada munculnya kehidupan yang penuh kesulitan dan jalan mendaki, maka mereka dengan rela hati akan menempuhnya. Bila karena meneladani Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam

mereka harus mengalami pengucilan dan stigma negatif dari kebanyakan manusia, maka mereka dengan sabar terus menempuhnya. Tidak sedikitpun rayuan dan iming-iming maupun ancaman dan black campaign fihak musuh dapat menyimpangkan mereka dari jalan hidup teladan utama ini. Karena kaum mukhlisin sangat yakin bahwa menegakkan sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam merupakan satu-satunya jalan untuk meraih keridhoan Allah.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab ayat 21)

Sedangkan meninggalkan sunnah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam hanya akan mengantarkan mereka kepada kesenangan sementara dunia namun mengakibatkan penderitaan abadi dan hakiki di dalam kehidupan akhirat kelak nanti. Apalah artinya ”seolah berjaya” sebentar di dunia untuk kemudian merugi dan menyesal selamanya di akhirat. Lebih baik bersabar sebentar di dunia untuk menikmati kesenangan dan kebahagiaan sejati lagi abadi di kampung halaman jannatun-na’iim.

Maka para pemburu Ridho Allah setiap hari senantiasa memperbaharui komitmen mereka dengan mengikrarkan di dalam dirinya kalimat “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad shollallahu ’alaih wa sallamsebagai Nabi”. Pengulangan ikrar harian ini menjadi sangat penting sebab ia merupakan salah satu jalan untuk memastikan bahwa Ridho Allah menyertai mereka ketika sudah berjumpa Allah di hari Kiamat atau hari Berbangkit. Demikianlah anjuran Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam kepada ummatnya sebagaimana diterangkan di bawah ini:


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim yang membaca di pagi hari dan di sore hari sebanyak tiga kali “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali Allah pasti meridhainya pada hari Kiamat.” (HR Ahmad)

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ إِنْسَانٍ أَوْ عَبْدٍ يَقُولُ

حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim atau seorang manusia atau hamba yang membaca di sore hari dan di pagi hari: “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali Allah pasti meridhainya pada hari Kiamat.” (HR Ibnu Majah)



Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-untuk-memperoleh-ridho-allah.htm

Walaupun Sebentar, Namun Kuharap Bisa Menghibur Kalian

Sabtu, 07 Mei 2011

Semoga dimudahkan. Sehingga, kudapat sejenak melepas rasa rindu untuk bertemu kalian.

Sedikit dan sesaat yang kuharap memenuhi birul walidainku pada kalian,
Ya, tidak mudah merencanakan ini. Ku hanya bisa berencana, Engkaulah yang menentukannya ya Rabb. Jalan akhir episode rencanaku tanggal 11-13 Mei 2011, nanti. InsyaAllah.
Selalu teringat kata, "pulanglah mencium kening ibu kalian yang senantiasa menanti kepulanganmu di pintu rumah"
Pulanglah memenuhi rasa rindu mereka yang ingin pula didengar ceritanya. Dalam masa renta, merek pun menjadi lemah tak berdaya yang memerlukan kesabaran anak-anaknya untuk merawat mereka. Ya, orang tua kita. Sewaktu kecil, dengan kesabaran mereka mengajarkan kita berjalan. Namun, kini, mereka telah lemah dalam berjalan dan lambat. Dengan mudahnya kita mengatakan, "ih, lambat sekali sih jalannya"...astaghfirullah...
Dan, dengan sabar mereka menyuapi kita yang makan dengan berantakan sewaktu kecil, tapi, saat mereka tua, dan tak mampu lagi menyuapi diri sendir, kita pun tak sabaran menyuapi mereka. Ya, kini mereka telah tua dan rambutnya beruban, Jalan tertatih-tatih mentambut kedatangan kita dan cucu-cucunya. Senyumnya merekah ddibalik sudut bibir nya yg telah menua. Pandangan matanya cerah, kerutan wajah yg mulai mengeriput.
Pulanglah, merawat mereka jika mereka sakit, sebab mereka pun telah merawat kita sewaktu kecil ketika kita sakit dengan penuh harap dan cemas. Dalam hati, ibu kita berkata, Seandainya aku bisa menggantikan derita anakku yg sakit ini."
Meninggalkan rutinitas kerja, untuk sesaat bertemu mereka, sesaat yang dapat bernilai Birul Walidain di sisiMu ya Rabb.....

Rinduku padamu

Selasa, 26 April 2011

Kumenjalani keseharian dengan selalu berharap untuk lebih baik lebih baik dan lebih baik lagi....Namun, hidup ini adalah pertarungan hawa nafsu yang condong kepada keburukan atau kebaikan...Diri, jiwa dan hati ini berada dalam genggamanMu Ya Allah....Aku pun berdoa, memohon kepadaMu untuk selalu istiqomah...Melewati hari-hari dalam kesendirian membuat ku selalu merindukan suasana berkumpul bersama ibu, bapak dan saudara-saudaraku nan jauh di kampung. Selalu ku berharap, ketika pulang kerja aku dapat menceritakan semuanya kepadamu ibu. Tentang hal-hal yang kualami di tempat kerjaku...Dulu, ketika masih SMA, aku senantiasa menceritakan apa yang aku alami di sekolah. Begitu pun ketika kuliah, aku pulang kampung dan menceritakan semuanya padamu. Selalu kuingin berbagi denganmu. Kini, tak terasa usiaku bertambah, aku memasuki dunia kerja. Ibu, kedewasaanku dituntut...dituntut untuk lebih bijak dan bertanggung jawab. Kini, usia yang semakin bertambah..aku takut jika begitu banyak yang kulalaikan. Ibu, dampingi aku..walaupun hanya mendengar suaramu setiap hari, mendengar ceritaku lewat telpon..maaf ibu, maaf...jika hanya itu yang dapat kulakukan untuk saat ini...Aku merindukan mu ibu....bapak...semoga Allah menjaga kalian dan melapangkan rezeki kalian dan memberi kesehatan kepada kalian berdua....

BERKATA YANG BENAR ATAU DIAM

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim).
Dari hadits dia atas, kita tahu bahwa Islam menyeru kita di kepada sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim. Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan keselamatan. Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap kondisi.Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang makruh
Wahai diri dan saudariku muslimah yang kucintai karena Allah :
1) Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta'ala berfirman :

(” لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس ” (النساء: الآية 114).

Artinya:

“Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114)

Dan ketahuilah wahai saudariku,semoga Allah ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.

“عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ” (ق: الآية 17-18)

Artinya:

“Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17-18).

Maka jadikanlah ucapanmu itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.

1) Bacalah Al qur’an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti.

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما- عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” يقال لصاحب القرآن: اقرأ وارتق ورتّل كما كنت ترتّل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرؤها رواه أبو داود والترمذي

Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda:

dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.

HR.abu daud dan attirmidzi

2) Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan, karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” كفى بالمرء كذباً أن يتحدّث بكل ما سمع “

Dari Abu hurairah radiallahu ‘anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan.”

(HR.Muslim dan Abu Dawud)

3) jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.

عن عائشة – رضي الله عنها- أن امرأة قالت: يا رسول الله، أقول إن زوجي أعطاني ما لم يعطني؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” المتشبّع بما لم يُعط كلابس ثوبي زور “.

Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan:wahai Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya.berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,: orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan.” (muttafaq alaihi)

4) Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. maka bersemangatlah wahai saudariku muslimah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ta’ala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah ta’ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis dalam firman-Nya:

” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم… ” (آل عمران: الآية 191).

Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…” (Ali imran:191).

5) Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, dimana Beliau bersabda:

” وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم مني مجلساً يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون “.

“sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.”

(HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)

6) Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya.bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:

” من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت “.

” Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam.”

(muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)

8) jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syi’ar kepribadianmu.

9) berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.Alah Ta’ala berfirman:

” يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيراً منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيراً منهن ” (الحجرات: الآية 11).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.”

(QS.Al-Hujurat:11)

10) jika engkau mendengarkan bacaan Alqur’an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:

: ” وإذا قرىء القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون ” (الأعراف: الآية 204).

Artinya: “dan apabila dibacakan Alqur’an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat”. Qs.al a’raf :204

11) bertakwalah kepada Allah wahai saudariku muslimah,bersihkanlah majelismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. bersemangatlah engkau untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan. perkataan itu adalah sebuah perkara yang besar, berapa banyak dari perkataan seseorang yang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka. Didalam hadits Mu’adz radhiallahu anhu tatkala Beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

” ثكلتك أمك يا معاذ. وهل يكبّ الناس في النار على وجوههم إلا حصائدُ ألسنتهم ” ( رواه الترمذي).

“engkau telah keliru wahai Mu’adz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka.”

(HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)

12- berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan.

13- jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudarimu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:

” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم “. (آل عمران: الآية 191)

Artinya: “(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring” (QS..ali ‘imran :191)

14- jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:

” سبحانك الله وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك “.

“maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu”

Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.

Ditulis oleh: Haya Bintu Mubarak Al-Buraik

Dari kitab: mausu’ah al-mar’ah al-muslimah: 31-34

Alih bahasa : Ummu Aiman

Sumber: http://www.salafybpp.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:adab-adab-berbicara-bagi-wanita-muslimah&catid=28:muslimah&Itemid=

BERKATA YANG BENAR ATAU DIAM

Bersabar dan Berysukur

Senin, 25 April 2011

Sungguh indah perkara seorang mukmin, apabiala ia mendapat suatu nikmat dari Allah Ta'ala maka ia bersyukur dan apabila ia mendapatkan musibah maka ia bersabar....

Senantiasa kita dianjurkan untuk banyak bersyukur dan jangan berkeluh kesah. Walaupun secara fitrah, seorang manusia itu besifat banyak berkeluh kesah lagi kikir sebagaimana dalam QS. Al Ma'arifj : 19, Allah Ta'ala berfirman (artinya) :
" Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh..."
Ayat selanjutnya...
"Apabila ia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) dia menjadi kikir.. (QS. Al Maarij 20-21)
Namun, Maha Suci Allah dengan segala kebesaran dan keagunganNya, karena senantiasa ia membimbing hamba-hambaNya melalui Al Qur'an dan Assunnah...
Walaupun secara fitrah kita senantiasa berkeluh kesah dan bersifat kikir..tapi kita mempunyai pilihan untuk lebih baik lagi...Dalam QS. Al Ma'Arij : 22-35 :
" Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat. Mereka yang tetap serta melaksanakan shalatnya. dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu bagi orang yang meminta-mintadan yang tidak diminta, dan orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang yang takut terhadap azab Tuhannya, sesungguhnya terhadap azab Tuhan mereka, tidak ada seorangpun yang merasa aman (dari kedatangannya), dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Maka, barang siapa mencari di luar itu (seperti berzina, homoseks, atau lesbian), mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya, dan orang-orang yang berpegang teguh pada kesaksiaannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu dimuliakan di dalam surga."
Ya, manusia tinggal memilih untuk menuju jalan yang benar atau jalan yang menyimpang menuju adzab Allah Ta'ala. Bukankah Allah Yang Maha Pengasih telah mengkaruniakan kepada kita Al Qur'an dan Assunnah sebagai petunjuk dan pedoman hidup? Agar kelak ketika dimintai pertanggungjawaban, semua kelalaian karena kezhaliman diri sendiri yang melupakan Al Quran dan Assunnah dan memperturutkan hawa nafsu..Na'udzubillah
Begitu mudahkah lisan berkata sabar dan syukur?
Tidak, sangat sulit dan karena itu, senantiasalah memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala....
Tidak inginkah kita menjadi hamba Allah yang ditinggikan derajatnya dan diberi balasan pahala karena sifat sabar dan syukur kita kepada Allah Ta'ala?
Rasulullah shallallahu a'laihi wasallam bersabda : " perkara orang mu'min itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorangpun selain seorang mu'min, bila ditimpa kesenangan, ia bersykur dan syukur itu baik baginya dan apabila ia tertimpa musibah , ia bersabar dan sabar itu baik baginya." (HR. Muslim)
Bersabar itu sulit dan berat. Hanya orang mu'min yang memiliki sifat sabar dan syukur di dua keadaan yang digambar dalam hadits diatas. Ketika seseorang ditimpa kesulitan, ia hanya punya pilihan untuk bersabar. Namun ketika dianugerahi nikmat, sangat jarang yang bersyukur. Terkadang kita baru menengadahkan tangan meminta pertolongan kepada Allah jika dalam keadaan sulit namun begitu senang, kita lupa untuk tetap bersyukur. Astaghfirullah, kita cenderung lalai. Nikmat yang sedikit disesali, nikmat yang banyak tidak disyukuri, " Hanya sedikit dari hamba-Ku yang pandai bersykur" (QS Saba (34) : 13).
Subhanallah....
Maka seorang mu'min akan senantiasa memilih untuk bersabar dan bersyukur..Sabar akan menguatkan, dan syukur akan meninggikan derajat. Kesabaran mendekatkan kita kepada Allah Ta'ala. Dan rasa syukur menjadi penambah nikmat Allah Ta'ala. Sungguh tidak ada kekasih yang menolak harapan pencintanya.
Allah berfirman :
" Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalhan-kesalahan dan akan melipatgandakan pahala baginya. (QS Ath-Thalaq : 3-5)
" Dan bersabarlah kamu , karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar. " (QS Al-Anfal : 46)
Qadarallah wa maa syaa-a fa'al.."Seagala sudah takdir Allah. Bila Allah menghendaki sesuatu, pasti sesuatu itu terjadi. Katakanlah hal itu, jika kita tertimpa musibah.
Ya Qadarallah wa maa syaa-a fa'al...Tabahkan hati dengan musibah dan cobaan..dan perkhusyuklah shalat kita...
Karena Allah Ta'ala berfirman :
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu, yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa meerka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah 45-46)
Dan jadilah hamba yang senantiasa bersyukur. Karena seluruh nikmat yang kita rasakan ini datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Allah berfirman (artinya ) " Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya. " (QS An Nahl : 53).
Dan bersyukur merupakan sebab ditetapkan bahkan ditambahnya kenikmatan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya) : Jika kalian bersyukur, pasti Aku (Allah) akan tambah (kenikmatan) untuk kalian, jika kalian ingkar, sesungguhnya adzab-Ku sangatlah pedih. (QS Ibrahim : 7).
Duhai diri yang lalai...marilah senantiasa bersyukur dan bersabar dalam kehidupan ini...karena tidak adalah sesuatu yang disyariatkan kecuali itu adalah perkara yang baik dan penuh hikmah...

"Ya Allah, Sesungguhnya aku ini adalah hamba, anak dari hamba-Mu laki-laki, anak dari hamba-Mu perempuan. Ubun-ubunku berada ditanganMu: mengikuti keputusan takdir-Mu dan berjalan sesuai dengan ketetapan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama yang menjadi milik-Mu. Nama yang Engkau lekatkan sendiri untuk diriMu, atau Engkau sebutkan dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan pada salah seorang diantara hamba-Mu (Nabi), atau Engkau sembunyikan di alam keghaiban-Mu, hendaknya Engkau menjadikan Al Qur'an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku. (HR. Ahmad I : 391).


Kemarin adalah Kerja, Hari ini adalah berbuat dan Esok adalah Harapan..Hamasah!!!




Uni Zahrah Bunga Berseri