Iri rasanya melihat mereka yang sukses meraih impian yang telah mereka ukirkan dalam benak dan hati mereka. Mereka mempunyai kemauan yang kuat untuk menggapai dan mewujudkannya. Entah impian itu berhubungan dengan dunia atau akhiratDan sangat iri bahkan lebih iri lagi pada mereka yang mampu mewujudkan impiannya dunia dan akhirat. Aku tak ingin seperti ini, aku tak ingin terus iri dan larut dalam buai angan..Aku pun harus bermimpi dan meraihnya. Aku tahu bahwa aku bukan manusia yang dilepas begitu saja. Namun, aku adalah seorang hamba yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah. Semua waktu dan untuk apa aku habiskan usiaku...semua akan ditanya di hadapan Alla Azza Wa Jalla. Aku takkan bisa menghindar. Oleh karena itu, aku pun harus bermimpi untuk menjadikan dunia ku sebagai bekal menuju akhirat...dunia di tanganku, akhirat di hatiku....Allahu Akbar!!!
Aku Pun Harus Bermimpi
Selasa, 24 Agustus 2010
Diposting oleh Uni_ZahraH BUNGA BERSERI di 04.07 0 komentar
Label: THIS IS ME
MUHASABAH MENUJU PENYUCIAN JIWA
Saudaraku,
Jihadun-nafs membutuhkan kesabaran, keteguhan, rasa takut, kekhawatiran, harapan dan cita-cita, tidak meremehkan dosa-dosa kecil dan tidak melakukan dosa-dosa besar.
Amru bin Murroh berkata, " Aku melihat wanita dan ia membuatku kagum, lalu mataku buta. Aku berharap itu menjadi kaffarah (penebus dosa bagiku)
Kenikmatan kan sirna bagi yang mendapatkannya dengan cara haram, yang tinggal hanyalah dosa dan cela.
Yang tinggal sesudahnya hanyalah akibat-akibat buruk, tidaklah ada kebaikan dalam kenikmatan yang sesudah itu adalah neraka
Jika kau sendirian di suatu hari, jangan katakan
"Aku sendiri", tetapi katakanlah, "Ada yang mengawasiku"
Jangan kau sangka Allah kan lalai terhadap apa yang telah berlalu dan tidak tahu apa yang kausembunyikan
Kita hanya bermain-main menghabiskan hari-hari sehingga kauikuti dosa dengan dosa.
Diposting oleh Uni_ZahraH BUNGA BERSERI di 03.49 0 komentar
Label: KUTIPAN
CATATAN SEORANG ISTRI
Walaupun saya dulunya ingin menulis cerpen sendiri, namun rasanya itu butuh konsentrasi tingkat tinggi ^_^. Tapi, beberapa hari yang lalu saat saya searching di internet, saya menemukan sebuah cerpen yang begitu masyaAllah. bagus dan menyentuh berikut uraiannya... SATU LANGKAH LAGI
Hudzaifah Trisakti - Ruang tunggu klinik itu masih penuh pengunjung. Aku duduk di salah satu sudut bersebelahan dengan seorang wanita seusiaku. Rasa letih yang amat sangat dan linunya persendian ditingkah pula oleh pening di kepala yang semakin terasa berat. Wangi parfum dari wanita muda di sebelahku menghentak-hentak rasa mual dalam perut ini. Syukurlah namaku segera dipanggil oleh seorang perawat yang manis. Segera aku masuk ke ruang kerja dokter. Seraut wajah tegar menyambutku dengan senyum tipis. Aku pun duduk di kursi seberang meja berhadapan dengannya.
" Nyonya A ?" tanyanya. Aku mengiyakan. " Saya sudah lihat hasil laboratoriumnya , nyonya positif." Lanjutnya pula." Bagaimana dok ?" tanyaku berharap ketegasan. " Anda hamil." Disebutkannya usia kandunganku yang rupanya sedang dalam masa emesis.Oh alangkah sulitnya kuungkapkan perasaan hatiku ketika itu. Bertahun-tahun aku menantikannya.
Tuhanku, hanya sebaris kalimat syukur meluncur dari bibirku yang bergetar menahan haru. Dengan cermatnya sang dokter memeriksaku. Sedemikian telitinya hingga aku merasa begitu lama waktu merayap. Akhirnya dokter yang cekatan itu mengatakan bahwa keadaanku normal-normal saja. Begitu pula janin yang kukandung. Diberinya aku resep vitamin dan pelancar metabolisme. Aku pulang dengan rasa bahagia yang tak terkata. Hilang rasa letihku. Hilang segala rasa sakit dalam tubuhku terhapus oleh rasa bahagia menyadari hadirnya buah hati dalam rahimku.
Setiba di rumah, kutumpahkan rasa bahagiaku dalam sujud syukur di hadapan Yang Maha Tinggi.Sungguh karunia-Nya tak pernah putus-putusnya menyirami hidupku.Ilahi, kalau bukan karena Engkau tak mungkin kukenal shalat, tak mungkin kukenal hidayah dan ni�matnya beribadah kepada Engkau. Segala puji hanyalah bagi-Mu.Suamiku,Kunantikan engkau pulang dengan hati girang. Ingin kukabarkan segera berita gembira ini. Kutahu telah sekian lama kau nantikan berita ini terucap dari bibirku. Aku pun hampir tak sabar menanti.Namun hingga senja hari lewat kau belum juga kembali.
Hidangan yang telah kusiapkan mulai menjadi dingin. Kuhibur hatiku barangkali engkau sedang menghadapi banyak pekerjaan. Kusibukkan pikiranku dengan tadarus Qur�an dan wirid ma�thurat. Semoga engkau tetap dalam lindungan Allah.Menjelang Isha barulah engkau pulang. Dalam kepenatan kutangkap kilatan cahaya dari sepasang matamu yang teduh. Bersinar kemilau namun sulit untuk kutafsirkan. Lalu dengan lembut engkau minta maaf karena terlambat pulang. Ada urusan penting rupanya hingga engkau tertahan sekian lama. Buatku sendiri, melihat dirimu saja sudah cukup menenteramkan perasaanku, menghapus penantian yang terasa amat panjang. Hanya saja melihat engkau letih begitu, kuurungkan niatku untuk menyampaikan berita itu. Biarlah kutunggu hingga hilang penatmu, kunanti hingga engkau segar kembali �
Usai shalat �isha berjamaah, engkau mengajakku berbicara. Ketika itu fahamlah aku kilat bahagia apa yang bersinar di matamu saat kau pulang tadi. Ini adalah momen yang sangat penting dalam hidupku. Dapat kurasakan kebahagiaanmu dan akupun bahagia pula karenanya. Namun, tiba-tiba serasa ada yang menghentak dalam dadaku. Sesungguhnya apa yang kau katakan adalah ikrar dan cita-cita kita sejak lama. Tetapi saat ini aku merasakannya sebagai sesuatu yang teramat berat. Aku memerlukan segunung ketabahan dan kekuatan iman !Perasaan manusiawiku kepadamu sungguh tak dapat kugambarkan bagaimana. Meski begitu aku menyadari kecintaan kepada Allah harus kutempatkan di atas segalanya. Apa yang ada padaku saat ini bukanlah milikku.
Karunia Allah sajalah yang membuatkku dapat merasakan ni�matnya iman dan islam di sisimu. Dan kini, mestikah kutahan-tahan apa yang bukan milikku ketika Sang Pemilik memintanya ?Tetapi, haruskan kulepaskan kebahagiaan yang baru saja kurasakan ? Haruskah ???Suara gemuruh bertalu-talu seperti hendak memecahkan dadaku. Bertarung antara suara hati nuraniku melawan emosi dan nafsu. Antara keikhlasan dalam cinta kepada-Nya dan cinta manusiawiku kepada suami dan anakku yang belum lagi terlahir.Ilahi, mestikah aku kehilangan saat-saat bahagia yang tengah kugenggam dengan merelakan suamiku pergi yang entah kapan akan kembali atau bahkan tidak akan pernah kembali lagi ...?Dan anakku, ia akan menjadi yatim sebelum sempat memandang wajah ayahnya.Lalu, bagaimanakah akan kuhadapi hidup ini tanpa dirinya lagi, tanpa bimbingan dan perlindungannya ?Sanggupkah aku ???Di puncak pergulatan batin, saat itulah gelegar dahsyat menghentikan bisikan iblis dalam batinku bagai suara guntur mengatasi gemuruh hujan���..
" Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya��"" Katakanlah : jika bapak-bapakmu, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq�
"Bagai canon menghancurkan dinding konstantinopel, rontoklah bayang-bayang ego-ku. Batu karang di lautan jiwa ini luruh berkeping-keping. Aku tersadar dalam pemahaman yang segar tentang hakikat cinta.Ya Allah, wahai Kekasih, asal Engkau tidak tinggalkan aku dalam lautan cinta ini, asal Engkau tidak murka padaku, aku tidak peduli !Hanya keselamatan dari-Mu lebih melapangkan hati hamba-Mu ini. Aku berlindung dengan nur wajah-Mu yang menerangi kegelapan dan menjamin kebaikan di dunia dan akhirat dari amarah-Mu yang akan menimpa diriku dan murka-Mu yang akan membinasakanku.
Kumohon ridha-Mu sampai kuperolehnya.Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan-Mu juga ��.Ada rasa lapang di dada. Kubiarkan hawa kepasrahan mengisi paru-paru. Duka kali ini terasa begitu manis. Ada rasa sesak yang terangkat ketika malaikat membukakan pintu langit. Saat kau bertanya bagaimana pendapatku; dengan mantap kukatakan padamu :" Bukankah sejak kita menikah telah kita ikrarkan bahwa perkawinan ini adalah bagian dari perjuangan ? Telah kita tetapkan syahid di atas keingininan yang lainnya, ingatkah kau ?Kini, apakah aku akan menghalangimu untuk menggapai cita-cita kita itu ?
Tidak, bang Jundi. Karunia Allah yang diberikan kepada kita dalam Iman dan Islam jauh lebih besar ketimbang pengorbanan yang harus kita lakukan saat ini. Benar, kasihku padamu tak terhingga besarnya. Namun itu semua karena cinta kepada Allah jua. Berangkatlah, bang. Insha Allah saya akan tabah. Hanya saja tolong doakan agar saya teguh hati meniti perjalanan hidup ini hingga Allah mempertemukan kita kembali di akhirat kelak�.
"Usai berkata begitu kumintakan maafmu kalau-kalau selama kita bersama terdapat sikapku yang kurang kau sukai. Engkau hadiahi aku dengan senyum penuh makna. Takjub aku akan akhlakmu. Engkau begitu memuliakanku selama ini padahal aku bukanlah orang yang pantas menerima kehormatan seperti itu. Pedih hati ini mengingat cacat-celaku, namun terobat perasaanku ketika engkau katakan bahwa engkau sangat berharap doa dariku.Malam merayap perlahan. Rembulan tersenyum lembut ketika kusibak tirai jendela kamar. Aku masih terjaga ketika engkau telah terlelap dalam letihmu setelah seharian bekerja.
Dalam hening kutatap wajahmu, kukirim sebait doa yang tumpas di kesunyian.Suamiku, sungguh kasih sayang Allah yang tak terhingga ketika mempertemukanmu kepadaku sebagai suami yang begitu bersih buatku. Ketika itu aku tengah tersaruk-saruk meninggalkan masa-masa kebodohan. Tanganku menggapai-gapai mencari pokok tempat bergantung. Ketika itulah atas takdir Allah tangan kokohmu menyambutku, membimbingku dari alam ketidakpastian ke dalam cahaya Islam yang cemerlang. Kaubawa aku dalam hidup penuh makna di bawah bimbingan rabbanimu. Kauluruskan cara berfikir, berasa dan bertindakku selaras dien yang hanif ini.Lalu kau arahkan aku agar dapat berjalan sendiri.Hidup bersamamu bukannya dalam taburan madu. Aku sering kau tinggalkan ketika tugas mewajibkanmu untuk pergi. Namun itulah cara terbaik bagiku. Dengan begitu sandaranku kepada Allah menjadi lebih kokoh. Dan kini kau akan meninggalkanku untuk cita-cita tertinggimu. Firasatku mengatakan kau tak akan kembali �.
Sesaat aku teringat anak kita. Ah anak kita. Aku belum sempat lagi mengabarkannya kepadamu. Semoga ia mewarisi sifat baikmu. Apakah yang harus kuperbuat kini ?Dalam doa yang kudus kumohon pertolongan dari-Nya. Kuhapus air mata yang menetes agar tak sempat terlihat olehmu.
Namun, ikatan batin kita demikian kuatnya, melampaui dimensi ruang dan waktu, mengatasi mimpi indah yang mengabarkan suara hati dari lubuk jantung yang paling dalam.Tiba-tiba saja engkau terjaga dari lelapmu. " Adakah yang ingin dinda katakan ?" suaramu lirih seperti desir angin menyibak padang ilalang.Mestikah kukatakan kepadamu tentang si kecil yang denyut kehidupannya mulai berlagu dalam rahimku ?Wahai suamiku, bukan aku ragu akan keteguhanmu bila mendengar kabar ini sebab aku percaya engkau seorang yang istiqamah. Hanya saja aku ingin menutup serapat mungkin pintu fitnah yang dapat kutimbulkan terhadapmu dariku dan anak kita �..
Tetapi dapatkah kusembunyikan hal ini darimu ? Apakah keterjagaanmu merupakan isyarat dari Allah? Dan bukankah inipun merupakan satu bentuk ujian dari-Nya ?Kudekati dirimu. " Bang Jundi." Panggilku. " Janganlah apa yang akan saya sampaikan ini menjadikan penghalang dari langkah yang telah abang putuskan."Engkau tersenyum tanpa mengurangi perhatianmu akan kata-kataku." Insha Allah sepeninggal abang nanti saya tidak akan merasa sendirian�.sebab senantiasa ada Allah dan� ada jundi kecil yang akan saya jaga sebaik-baiknya �" kataku. Hening sesaat. Sejenak kulihat kau tertegun. Aku mengerti perasaanmu. Bukankah sudah lama kau nantikan hadirnya buah cinta kita ?" Abang,�" sambungku ," bukannya saya sangsi akan keteguhan hati abang, tapi karena saya tidak ingin isteri dan anakmu ini menjadi fitnah bagi tekad suci kita. Abang tak boleh surut melangkah. Jangan abang risau karena masih ada saya yang akan membesarkan anak kita �dan ada Allah yang akan melindungi kami selalu�.." Aku berusaha untuk tetap tegar.
Kusingkirkan jauh-jauh perasaan iba-kewanitaanku yang kutahu menjadi titik lemahku.Kau rengkuh aku penuh kasih sayang. " Dinda," ujarmu, " engkau adalah sebaik-baik ni�mat yang Allah anugerahkan pada ku�.."Ah suaramu itu begitu sejuk seperti percik air surga. Ada rasa damai di hati.Ada rasa hangat menyelinap di relung-relung jiwa �..Tengah malam belum lagi lewat ketika kita berdua sama-sama bersujud menghadapkan wajah dan hati kita kepada Allah. Semburat nur Ilahi serasa meliputi kita berdua.Suamiku, tidak lama setelah itu engkau benar-benar berangkat�.menuju bumi jihad.Ambon manise hingga kini masih menangis. Bumi Aceh sudah lama merintih. Belum lagi lagu lama di Palestina, Bosnia, Kosovo, Moro, Azerbaijan, Chechnya dan belahan bumi lainnya yang menjerit ditikam pisau kezaliman.Berangkatlah, kekasih. Jangan biarkan serdadu thaghut itu merobek jantung orang-orang yang lemah dan anak-anak yang tak berdosa. Bila teringat anak kita, ingat-ingatlah bahwa di sana lebih banyak lagi anak-anak yang terpaksa lahir sebelum waktunya. Dahsyatnya perang membuat mereka harus cepat dilahirkan��.
Sementara itu usia anak kita makin bertambah jua. Gelinjang halus bagai semangat yang menyelinap ke seluruh sel tubuhku.Mulai terasa ia bergerak dan menendang-nendang dengan gagahnya seperti kau� yang dengan gagahnya menyerbu musuh di medan-medan pertempuran.Allahu Akbar !Suamiku, rinduku padamu bukanlah keinginan untuk bermesra dan memadu kasih, tapi �aku rindukan suasana beribadah bersamamu. Ingin shalat di belakangmu, ingin mencium tanganmu , meminta maaf dan berdiskusi denganmu sebab setiap kata yang terucap dari bibirmu adalah tarbiyah bagiku dan memberiku kekuatan ketika aku kau tinggalkan�
Bila rindu datang mengganggu, kubuka kembali buku-bukumu. Terhibur hati ini. Kurasakan seolah-olah kau hadir di sisiku. Namun terkadang bisikan yang tak kuingini datang juga. Betapa pintarnya syetan mencari jalan untuk melemahkanku. Teringat aku akan kata-katamu bahwa cinta Allah mengatasi segalanya. Akupun bermunajat kepada Allah agar diberi kekuatan dan ketabahan dan semoga Ia mengampuniku.Bang Jundi, tujuh bulan usia anak kita dalam rahimku ketika suatu malam aku bermimpi berjumpa denganmu. Kau nampak sangat elok dan bercahaya. Kulihat rembulan di atasmu, kupandang bergantian antara kau dan rembulan namun kau nampak lebih indah�� bahkan bintang-bintang pun tak dapat menandingi parasmu.
Aku terjaga. Hilang segala sedih dari hatiku. Sejuk perasaanku. Aku pun bersujud memohon barakah Allah atasmu.Esok harinya seisi rumah kita nampak bercahaya kemilau. Benderang luar biasa. Semerbak wangi membuatku terheran-heran. Wanginya�sulit untuk kukatakan. Belum pernah kucium wangi seharum ini.Sahabat-sahabatku di jalan Allah yang berta�lim di rumah kita ribut saling bertanya satu sama lain. Tiada seorangpun di antara kami yang memakai parfum !Baru kudapat jawabnya ketika Ayah dan seorang sahabatmu berta�ziah ke rumah. Ya, engkau sudah berada di tempat yang jauh ��.Tidak, kekasih. Tidak patah semangatku dengan kepergianmu. Aku tahu engkau telah menepati janji.Engkau tidak mati! Engkau tetap hidup!!!!!
" Dan janganlah kamu mengatakan kepada orang-orang yang gugur di jalan Allah,mati ; bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya �."" Di antara orang-orang mu�min itu ada para rijal yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur ada pula yang menanti-nanti (giliran) dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya." Selamat jalan, bang Jundi. Nantikan aku di sana. Kepergianmu adalah satu kepastian. Kini, ujian dan derita yang mesti kuhadapi tidak lagi kurasakan sebagai luka namun bagai angin sejuk yang menyegarkan semangat juangku. Hari-hari berlalu dalam deru semangat yang tak pernah pupus. Saat kelahiran anak kita kian dekat. Nyeri yang hebat mulai melilit-lilit dalam perutku. Aku tak bisa lagi berjalan. Hari itu kubaca surah Yusuf, surah Maryam, surah Luqman dan surah Muhammad berulang-ulang. Kuhadiahkan buat anak kita yang bakal lahir. Tak jadi soal laki-laki atau perempuan. Yang terpenting ia berakhlak mulia dan menjadi anak yang shalih yang bakal menyambung tugas para nabi, menyebarkan syi�ar Islam di muka bumi ini.
Ya Allah, tabahkan hatiku. Semoga dosaku akan turut terhapus dengan lahirnya anak dalam kandunganku ini ������.Ketika saatnya tiba, sahabat-sahabat kita yang tulus membawaku ke rumah sakit. Jerit si buyung yang lahir memecah jagat raya�.pekik tangisnya menghapus segala rasa sakitku. AlhamduliLlah dia selamat. Dia tampan dan gagah sepertimu�..�dia rijal sepertimu.Saat kutatap anak kita, hatiku tiba-tiba rawan. Sanggupkah aku menjadi ibu yang baik ???Akupun berbisik padanya ," Wahai ananda, janganlah kau ikuti sifat ibumu yang buruk. Milikilah sifat yang terpuji. Engkau adalah harta yang paling berharga�.." Kucium ia penuh kasih disaat tangis pertamanya memecah bumi.Kunamai anak kita dengan nama yang pernah kau sebut dulu. Semoga Allah mengabulkan doa dalam nama yang indah itu. Suamiku,Satu langkah telah kutempuh. Beribu-ribu langkah lagi membentang di hadapanku. Badai gelombang yang garang harus kuhadapi. onak dan duri yang terserak sepanjang perjalanan harus kulewati. Angin puting beliung pun harus kulampaui. Berat memang. Apalagi kuharus melangkah tanpamu. Namun kuyakin Allah senantiasa melindungiku.
Aku tahu cinta dan nafas perjuanganmu senantiasa mengisi hatiku. Ada rasa bangga mengenang dirimu.Dengan �izzah inilah kan kubesarkan buah hati kita.Kekasihku, Satu lagi janji harus kupenuhi. Aku ingin menghantarkan anak kita agar dapat menyusulmu. Kuingin ia pun sampai ke gerbang kecintaan-Nya. Aku akan tetap melangkah. Selangkah demi selangkah aku menapak. Satu langkah lagi. Ya satu langkah lagi! (Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article93.phtml)
Ya Allah, aku iri dengan wanita ini..mujahidah Mu....
Diposting oleh Uni_ZahraH BUNGA BERSERI di 01.38 0 komentar
Label: CERPEN
Pagi Yang Cerah
Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Ya Allah, tak bisa kugambarkan rasa syukur ku hari ini. Engkau masih memberikaN kesempatan padaku untuk menghirup udara segar di pagi hari, menikmati cahaya sejuk mentari dan kicAuan burung. Entah mengapa hari ini, ku merasa pagi begitu indah dan cerah, penuh warna.
Selasa, 14 Agustus 2010, Makassar...Pagi ini aku berangkat ke RSI Faisal pukul 07.00. Begitu indah sukma pagi menyapaku...dengan sinar terang matahari dan kicauan burung...merdu nian membuat hari damai dan penuh bahagaia. Para orang tua sibuk mempersiapkan keperluan sekolah anaknya dan mengantarkan mereka ke sekolah. Anak-anak kecil di seberang jalan bercanda dan berlari mengejar ibunya. Bapak-bapak itu, mencuci mobil yang nampak seharian tak terawat dan kotor. Kulewati semua kesibukan di jalan dekat kosatan adikku. Sungguh pagi yang sibuk. Namun, aku tetap berjalan dalam senyum indah dan tentram. Entah mengapa, pagi ini aku merasa begitu cerah dan ceria, matahari bersinar dengan hangat menyapaku, kicauan burung mengiringi langkahku, sejuk udara dan sepoi angin sesekali melambai padaku....
Sungguh pagi yang cerah..hatiku selalu merasa bahagia dan ingin rasa nya aku menunjukkan pagi ini kepada pasien-pasienku..betapa indah nya pagi yang mennuggu mereka..ayo semangat...ayo teruslah bertahan untuk sehat dan meneruskan hidup. Jika diberi kesempatan nikmati lah pagi-pagi mu esok dengan rasa syukur.
Dalam perjalanan menuju RSI Faisal, aku melatunkan dzikir dan doa. Semoga pagi ini, semua urusan di ICU lancar. Semoga perawat-perawat pun seria, tak ada pasien yang begitu kritis. Semoga kami bisa merawat dengan baik, mengaplikasikan ilmu, kami bisa sharing dan caring...menjadi perawat yang care...
Semoga pagi yang cerah ini serta kicauan burung yang mengiringi langkahku membuatku semangat dan ingin berbagi ceria serta semangat kepada mereka yang tak dapat menikmatimu pagi, merawat mereka yang tak bisa mendengar kicauanmu burung dan merawat mereka yang tak bisa merasakan hangat mentari menyinari embun pagi....
I'm a nurse, i'm proud to be a nurse...Be A Nurse..Dare To Care..Will always be there to give something..care...InshaAllah ^_^
Diposting oleh Uni_ZahraH BUNGA BERSERI di 01.35 0 komentar
Label: CATATAN SEORANG PERAWAT