SEKUNTUM BUNGA DI TAMAN SURGA
Scrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text Generator

Kisah 10 Orang Bodoh Berakhir Sukses

Sabtu, 29 Mei 2010

Beberapa hari lalu saya ga sengaja menemukan sebuah artikel di Forum dan diposting oleh seorang member berinisial Astroder yang menceritakan beberapa orang Bodoh namun berakhir dengan sebuah kesuksesan besar sepanjang sejarah. Saya tertarik untuk merepost tulisan ini karena mungkin menurut saya pribadi bisa menjadi cambuk untuk kita lebih dapat melihat sebuah kegagalan dan kegagalan itu adalah merupakan bagian dari kesuksesan yg terunda. Namun setidaknya kita tidak menjadi patah arang dengan kegagalan² yg membayangi kehidupan kita.

Berikut adalah beberapa orang bodoh yg berakhir sukses : 1. Adam Khoo:

Dia orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV. Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.

2. Albert Enstein:

Siapa yang belum tahu Albert Einstein? Dialah Ilmuwan terkenal abad 20 yang terkenal dengan teori relativitasnya. Dia juga salah satu peraih Nobel. Siapa sangka dia adalah seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil dia juga suka lalai dengan pelajaran.

3. Aristotle Onassis:

Di sekolah, ia bodoh dan suka mencari perkara, mengikuti contoh banyak orang kaya. Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata:
Teman-teman sekelas memuja dia, tetapi guru guru dan keluarganya berputus asa. Selagi ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa dia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-gemilang. Walaupun raportnya di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini. Akhirnya dia menjadi seorang milyuner.

4. Thomas Alva Edison:

Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut. “Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”
Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ” anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia”. Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.

5. Chris Gardner:

Sudah pernah nonton film atau baca buku Pursuit of Happyness ? Itulah kisah nyata kehidupan Christoper Paul Gardner yang diperankan oleh Will Smith. Pahit manisnya kehidupan tampaknya sudah dirasakan olenya. Kehilangan tempat tinggal, ditinggal istri, ditangkap polisi, kesulitan membayar kredit, semuanya sudah dirasakan. Dia bukanlah orang berpendidikan tinggi tapi dia terus berusaha dan berjuang, Kini dia menjadi seorang milyuner sukses, motivator, entrepeneur dan filantropis. Sekarang dia mempunyai Gardner Rich & Co, sebuah perusahaan pialang saham.

6. Ludwig Van Beethoven:

Jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil, yang telah mempunyai 8 anak, tiga diantaranya tuli, dua buta, satu mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya? Jika anda menjawab ya, maka anda baru saja membunuh salah satu komponis masyur dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven. Ketika Beethoven berumur di ujung dua puluhan, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak, tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.

7. Louis Braille:

Louis Braille mengalami kerusakan pada salah satu matanya ketika berusia 3 tahun. Waktu itu secara tidak sengaja dia menikam matanya sendiri dengan alat pembuat lubang dari perkakas kerja ayahnya. Kemudian mata yang satunya terkena sympathetic ophthalmia, sejenis infeksi yang terjadi karena kerusakan mata yang lainnya. Kebutaan tidak membuatnya putus asa, ia menciptakan abjad Braille yang membantu orang buta juga bisa membaca. Sekarang siapa yang tidak tahu Abjad Braille?

8. Abraham Lincoln:

Kisah Lincoln merupakan contoh klasik orang-orang yang benar-benar berani gagal.
Gagal dalam bisnis pada tahun 1831.
Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832.
Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun1833.
Mengalami patah semangat pada tahun 1836.
Gagal memenangkan kontes pembisara pada tahun1838.
Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840.
Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843.
Dilantik menjadi anggota Kongres pada tahun 1846.
Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848.
Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855.
Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856.
Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.
Akhirnya pada tahun 1860 dilantik sebagai presiden Amerika yang ke-16 dan salah seorang presiden yang sukses dalam sejarah Amerika.

9. Bill Gates:

Nah, ada yang tidak kenal Bill Gates? William Henry Gates III, atau yang lebih dikenal Bill Gates adalah pendiri (bersama Paul Allen) dan ketua umum perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft. Ia juga merupakan seorang filantropis melalui kegiatannya di Yayasan Bill & Melinda Gates. Ia menempati posisi pertama dalam orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama 13 tahun (1995 hingga 2007). Siapa sangka dia DO dari Harvard dan sebelumnya pernah bekerja sebagai Office Boy.

10. Mark Zuckerberg:

Yang satu ini dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri. Bagaimana tidak, dimulai dari sebuah situs penghubung mahasiswa Harvard, ternyata banyak yang menyukainya, dengan nekat ia mengikuti jejak seniornya, Bill Gates, DO dari Harvard untuk mengembangkan situs tersebut menjadi Facebook yang kita kenal sekarang. Tahukah Anda? Mark pernah menolak tawaran Friendster yang ingin membeli Facebook 10 juta US$, artinya sekitar Rp. 9,500,000,000 (kurs Rp. 9,500), tawaran dari viacom 750 juta dolar (Rp. 7,125,000,000,000) dan yang paling mengagetkan tawaran dari yahoo satu miliar dolar (Rp. 9,500,000,000,000).



Sumber :http://www.dcamz.web.id/kisah-10-orang-bodoh-berakhir-sukses/

LAWANLAH, MESKI DENGAN MENULIS

Saat-saat di mana kita tak memiliki tenaga untuk melawan, kita masih bisa menulis. Saat-saat di mana suara kita dibungkam, kita masih bisa menulis. Saat-saat fisik kita dipenjara, kita masih bisa menulis. Lakukanlah perlawanan, meski dengan hanya menulis. Memang, menulis bukan satu-satunya cara untuk melakukan perlawanan, tetapi menulis bisa menjadi satu cara untuk tetap menumbuhkan semangat perlawanan. Saat kita terdesak tak punya saluran untuk menyuarakan pendapat kita, menulis menjadi media untuk menggelontorkan gagasan dan pendapat kita agar dibaca banyak orang. Anne Frank, dalam ‘kesendiriannya’ menulis buku harian. Catatan harian itu ditulis Anne selama masa persembunyian di Prinsengracht–menghindari kejaran pasukan Nazi. Di kemudian hari, tepatnya tahun 1947, catatannya diterbitkan. Meski sekadar menulis catatan kecil, tapi ia berhasil merekam jejak kehidupan selama ia berada dalam kondisi tertekan. Dengan wawasannya, dia menyingkapkan hubungan antara delapan orang yang hidup dibawah kondisi yang luar biasa, menghadapi kelaparan, ancaman ketahuan dan dibunuh yang senantiasa hadir, sepenuhnya terasing dari dunia luar, dan terutama, kebosanan, kesalahpahaman yang remeh, serta frustrasi hidup dibawah ketegangan tak tertahankan, dalam tempat tinggal yang terbatasi.

Mengomentari catatannya ini, Chicago Tribune menulis: “Catatan Harian ini mengungkapkan impian-impian, kegetiran hidup, perjuangan, dan emosi…Memperingati setengah abad lebih Berakhirnya Perang Dunia II, Ada Baiknya kita membaca kembali sebuah kesaksian akan perjuangan jiwa dalam mengarungi sisi kejam kehidupan dunia.”

Okelah, ini satu contoh. Betapa dalam kondisi terjepit pun, kita bisa melawan–atau setidaknya–memberikan kabar kepada siapapun bahwa diri kita sedang terjepit. Menulis, adalah salah satu cara untuk memperjuangkannya.

Banyak kisah lain yang menceritakan bahwa menulis adalah satu bentuk perlawanan. Syeikh Sayyid Quthb, melalui buku-bukunya jelas melakukan perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman yang ada pada saat itu. Ketika fisiknya dibatas oleh jeruji penjara, ia tetap bisa melawan: dengan menulis. Buya Hamka, tetap bisa berdakwah, bisa berbagi ilmu, bisa melakukan perlawanan dengan menulis. Ketika beliau dipenjara, beliau tetap menulis dan bahkan ada satu karya fenomenal, yakni Tafsir al-Azhar. Menulis, satu bentuk usaha untuk melawan dan menaklukan tantangan hidup. Menulis menjadi senjata untuk melakukan perang opini.



Kita, generasi mutaakhirin ini, masih bisa membaca kisah-kisah heroik teladan kita di masa lalu. Rasulullah saw. melalui para sahabatnya yang bisa membaca dan menulis mengabarkan berdirinya kekuatan baru, negara Islam di Madinah, melalui surat-surat yang dikirim kepada para penguasa di sekitar Jazirah Arab. Secara tidak langsung, surat-surat yang ditulis itu sekaligus mengumumkan perlawanan kepada mereka. Bahwa ada kekuatan baru untuk menghentikan problem kehidupan yang terjadi saat itu. Ada yang menerima dan ada yang menolak. Kaisar Persia tak terima, maka dirobeklah surat dari Rasulullah saw. yang dibawa Abdullah bin Hudzafah as-Sahmy. Heraklius, Kaisar Romawi juga menolak dengan halus ketika menyampaikan pesan kepada Dhihya al-Kalbi, sahabat yang diutus Rasulullah saw. mengantarkan surat kepadanya: “Sampaikanlah berita kepada pembesarmu itu, bahwa aku tahu dia memang benar Nabi,tetapi apa daya, aku tak dapat berbuat apa-apa. Aku tak mau ditumbangkan dari kerajaanku.”

Rasulullah saw. bersabda ketika surat yang dibawa utusannya dirobek-robek oleh Kisra: “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya pula.” Ketika Heraklius menolak dengan halus, Rasulullah saw. hanya berkomentar pendek, “sa uhaajim al-ruum min uqri baitii” (Akan aku perangi Romawi dari dalam rumahku). Ucapan Nabi saw. ini bukan genderang perang, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan Romawi.

Dan Nabi benar, pada tahun 700-an, tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad saw. (632 M), ummat Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great. Selanjutnya, kaum muslimin memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan yang berarti. Menurut William R Cook pada tahun 711 M: “713 kerajaan Kristen di kawasan Laut Tengah jatuh ke tangan Muslim dengan tanpa pertempuran, meskipun pada abad ke 7 kawasan itu cukup makmur. Bahkan selama kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim.”

Menulis adalah bagian dari perjuangan: melawan; menggerakkan. Tulisan yang mencerahkan mampu mengobarkan semangat dan menggerakkan kekuatan untuk melakukan perlawanan.

Jika Theodor Herzl menulis Der Judenstaat (1896) yang menginspirasi banyak kaum Yahudi untuk mendirikan negara Israel pada 1948 (sekitar 50 tahun setelah buku itu ditulis), kita juga bisa menggerakkan gelombang perlawanan–salah satunya–melalui tulisan. Sekaligus mengabarkan bahwa kaum muslimin juga bisa kembali punya kekuatan yang mendunia–sebagaimana sudah dirintis dan dibuktikan oleh Rasulullah saw., para sahabatnya dan seluruh khalifah hingga terakhir di Turki Utsmani yang berakhir pada 1924. Kita bisa membaca kisah masa lalu, melalui sebuah tulisan. Kita memiliki al-Quran, yakni kalamullah (ucapan Allah) yang ditulis kembali untuk dibaca umat manusia seluruh dunia. Kitab yang mampu memberikan penjelasan, memberikan kabar gembira dan peringatan.

Ya, menulis adalah salah satu cara dalam melakukan perlawanan. Selain tentunya menulis untuk berbagi informasi, berbagi wawasan, berbagi ilmu.

Akhirul keyboard, menulislah terus, dan teruslah menulis agar semangat perlawanan dan perjuangan tak pernah henti. Napoleon Bonaparte pernah berkomentar: “Aku lebih suka menghadapi seribu tentara daripada satu orang penulis”. Ya, seorang jenderal bisa mengerahkan kekuatan seribu tentara, tapi seorang penulis bisa saja menginspirasi ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, atau bahkan jutaan orang untuk melakukan perlawanan. Jangan berhenti nulis!

Salam perjuangan dan kemenangan ideologi Islam,

O. Solihin
[http://menuliskreatif.osolih

Jumat, 28 Mei 2010

Menggapai Asa. Pernah g kamu berharap sesuatu namun tak kesampaian, wah bagai punuk merindukan bulan nih.Maksudnya menggapai asa meraih cita, oh g nyambung dinyambungin aja.
Setiap harinya manusia memulai hidupnya dengan berbagai harapan-harapan. Planing2 harin ini pun dirinci, 07.00 aku mau ke sini, next, next dan next. Harapan ternyata adalah penggerak kita...seperti kata pak Mario Teguh "Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah menerima yang kecil dan sederhana, sebagai syarat pencapaian dari yang besar dan sulit".
Okelah kalau begitu, akhirnya kita memutuskan untuk berharap dari hal-hal kecil guna menggapai hal-hal dari kehidupan. Menggapai asa...

Menghitung Hari

Menghitung Hari....Pernahkah Engaku Berpikir "Masihkah Mentari Dapat Aku Lihat Esok?" Waktu bagaikan pedang yang menebas jika salah digunakan. Waktu takkan pernah kembali dan roda kehidupan selalu berjalan melaju ke depan.
Hidup senantiasa berkejaran dengan waktu. Hidup adalah kumpulan hari. Hari adalah kumpulan jam dan jam adalah kumpulan menit yang dipenuhi oleh detik-detik.
Deti-detik kehidupan berlalu hingga tak sempat kau hitung berlalunya waktumu dalam kesia-siaan.
Hari berlalu....ku tak dapat menghitung hari....

Berpikir Produktif, Kreatif, dan Inovatif

Michael J. Gelb dalam bukunya Menjadi Jenius seperti Leonardo da Vinci, mengungkapkan adanya 7 (tujuh) elemen dasar agar dapat menjadi jenius yang dipaparkan secara menarik, yaitu:

1. Curiosta, yakni timbulnya rasa keingintahuan yang tidak pernah terpuaskan tentang kehidupan, sehingga senantiasa merasa dituntut untuk mencari ilmu sebagai wujud upaya-upaya pencarian yang dilakukan secara terus-menerus tanpa mengenal lelah.

Kita tahu bahwa guna memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan yang bersifat psikologi, fisiologi, maupun sosiologi, setiap manusia membutuhan ilmu pengetahuan. Bahkan sejak kehidupan manusia ada di bumi ini, dari masyarakat primitif yang sangat sederhana hingga pada masyarakat modern seperti sekarang ini. Tanpa ilmu pengetahuan individu yang disebut manusia tersebut akan kehilangan eksistensinya. Dia senantiasa akan menjadi obyek bagi kehidupan manusia yang lain.

2. Dimostrazione, adalah sikap keteguhan hati yang selalu berniat menguji segala pengetahuan yang diper-olehnya melalui pengalaman, ketangguhan/ keuletan, serta belajar dari kesalahan.

Dari segala ilmu pengetahuan yang diperolehnya, manusia dituntut untuk berani mem-praktikannya dalam laboratorium kehidupan yang sebe-narnya. Sebab itulah manusia ada kemungkinan bakal meng-hadapi kegagalan, kesalahan, di samping kesuksesan. Kesemuanya itu tentunya akan melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru, selain mampu menumbuhkan keta-ngguhan dan keteguhan diri dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Diakui atau tidak, kegagalan atau kesalahan bila dikelola dengan baik mampu melahirkan pikiran-pikiran produktif, kreatif, dan inovatif.

3. Sensazione, dinyatakan atau dipahami sebagai kemampuan diri dalam hal penghalusan/ penajaman pancaindera yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga dapat menarik suatu kesimpulan-kesimpulan, dan selanjutnya mampu menghidupkan nilai-nilai yang tersirat dari pengalaman hidup.

Berbagai kesulitan hidup yang timbul sebagai akibat terjadinya pergulatan manusia di dalam upayanya mencapai apa yang diharapkan sekaligus untuk memenuhi kebutuh-annya, bila direnungkan dengan cermat dan kritis, akan mampu menumbuhkan kepe-kaan diri. Sistem pancaindera akan semakin halus dan tajam dalam mencermati segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sfumato, yakni kesadaran diri dalam hal memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini, seperti adanya ambiguitas, paradoksal, serta ketidakpastian sebagai suatu keniscayaan.

Adalah suatu realitas-faktual bahwa dalam kehidupan ini kita akan menghadapi kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. Dalam lingkup kehidupan yang bagaimana pun, manusia tidak dapat menghindarkan diri dari perilaku alam semesta maupun manusia yang jahat, bodoh, seenaknya sendiri, dan lainya sebagainya, yang pada pokok-nya selalu menciptakan keadaan yang menyeng-sarakan.

5. Artescienza, adalah kemampuan mengembangkan kesadaran diri dalam hal menciptakan keseimbangkan antara ilmu dan seni, logika serta imajinasi.

Sebagaimana diketahui, dalam sistem kerjanya otak manusia itu dibagi menjadi dua, yakni otak kiri dan otak kanan. Sebelah yang satu, otak kiri berkemampuan dalam hal wicara, bahasa, menulis, mengeja, mengingat fakta, dan berhitung. Pola kognitifnya bersifat logis-analistis. Sedangkan sebelah yang lain, otak kanan memiliki potensi dalam hal berimajinasi, kreatif, mandiri, serta visioner. Pola kognitifnya bersifat intuitif-holistik. Dengan demikian, kemampuan manusia dalam hal memadukan kedua sistem kerja otak tersebut, tentunya akan menghasilkan sebuah karya yang memenuhi unsur-unsur kesempurnaan.

6. Corporalita, adalah kemampuan menciptakan keterpaduan antara keanggunan, ketrampilan, kebugaran, serta sikap tubuh yang benar.

Dalam kehidupan modern, apa yang dinyatakan oleh Michael J. Gelb ini adalah tentang sebuah penampilan sosok manusia, yang sering disebut sebagai self appearance atau tampilan diri. Dengan tampilan diri yang sempurna, maka seseorang akan mampu menempati “tempat duduk” atau positioning yang sesuai dalam tatanan kehidupan sosialnya. Seseorang dengan kemampuan dan kecerdasan yang mumpuni sekalipun bakal tidak mendapatkan peng-hargaan yang positif dari orang lain bilamana tampilan dirinya terkesan urakan, awut-awutan, serta tidak memiliki kedisiplinan diri.

7. Connesisione, yaitu kesadaran diri untuk berpikir secara sistemik atas keselu-ruhan hal dan fenomena kehidupan yang terjadi, dengan memberikan peng-hargaan atau apresiasi bahwasanya kesemuanya itu saling berkaitan sebagaimana hukum sebab dan akibat.

Disadari atau tidak, apa yang berlaku dalam kehidupan ini pada dasarnya adalah sebuah perjalanan dari suatu causa (sebab), yang selanjutnya menimbulkan akibat. Dan, akibat tersebut, seterusnya menjadi kausa yang bakal menimbulkan akibat-akibat baru. Itulah sebabnya, adalah sebuah kesalahan berpikir jika ada manusia yang menghukum dirinya dengan menyatakan bahwa sesuatu yang menimpanya semata kesalahannya. Padahal, seharusnya ia berpikir setiap kesalahan dapat terjadi terhadap siapa pun, dengan sebab apa pun, sebagai wujud proses sebab-akibat yang wajar. Kegagalan yang terjadi tetap wajib diakui sebagai adanya kesalahan yang diperbuat oleh manusia, namun hal itu bukanlah satu-satunya sebab. Itu berarti ada sebab-sebab lain yang mesti diperhatikan, dicermati, kemudian diperbaiki. Wallahu ‘alam bishowab.

Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/02/berpikir-produktif-kreatif-dan-inovatif/

Suctioning

Kamis, 27 Mei 2010

What is suctioning?
Suctioning is the mechanical aspiration of oral and pulmonary secretions for the purpose of mantaining a patent airway.
What is the types of suctioning?
Three types of suctioning are :

  1. Oropharyngeal
  2. nasotracheal
  3. endotracheal


Tersenyumlah maka engkau akan bahagia...
Senyum tulus yang terpancar dari wajah kita adalah kebahagiaan
Kebahagiaan bukan untuk dikejar atau dimiliki
Kebahagiaan adalah sesuatu yang kita pancarkan
Ia bagai kupu-kupu yang pergi ketika dikejar
Dan menghinggapi ketika kita berdiam diri dan tenang
Kebahagiaan akan datang saat kita memilih untuk diam dan tenang guna membuka diri bagi orang lain...
Karena kebahagian sejati adalah ketika kau bisa berbagi...berbagi cinta dan kasih kepada orang lain
Rasa sedih akan berlalu seiring pertolongan tulus kita kepada orang lain
Gundah akan lenyap seiring senyum bahagia atas rasa terima kasih dari mereka yang terbantukan
Berbagi cinta berbagi rasa dengan hati dan dari hati yang tulus
Tak membawa racun dan mengambil manis
Namun menjadi kupu-kupu yang mengambil manis namun memberi buah....

Kemarin adalah Kerja, Hari ini adalah berbuat dan Esok adalah Harapan..Hamasah!!!




Uni Zahrah Bunga Berseri