SEKUNTUM BUNGA DI TAMAN SURGA
Scrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text GeneratorScrolling Glitter Text Generator

ETOS KERJA

Rabu, 24 November 2010


ETOS KERJA

Oleh : KH Abdullah Gymnasiar

ETOS Kerja adalah sikap mental dalam menghayati dan menghargai pekerjaan kita. Dengan kata lain, etos kerja adalah semangat dan sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kualitas kerja kita di hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan kualitas kerja kita di hari esok harus lebih baik daripada kualitas kerja hari ini.

Islam sangat menghargai etos kerja. Dalam Islam, kerja bukan semata-mata aktivitas pengisi, tidak hanya berdimensi duniawi, bukan sekadar mengejar gaji, mencari untung sebanyak banyaknya, juga bukan semata-mata menepis gengsi untuk menghindar dari tudingan sebagai penganggur.

Kesadaran kerja dalam Islam berlandaskan semangat tauhid dan tanggungjawab ketuhanan. Semua aktifitas keseharian seorang mukmin, termasuk kerja, harus diniatkan dan berorentasi ibadah kepada Allah Ta’ala, Dengan kata lain, setiap aktivitas yang kita lakukan hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap ibadah kepada Allah harus direalisasikan dalam bentuk tindakan, sehingga bagi seorang muslim aktivitas bekerjapun mengandung nilai ibadah.

Allah Ta’ala Berfirman : "Dan tidaklah Allah jadikan jin dan manusia itu melainkan untuk mengabdi kepada-Ku." (QS Ad-Dzariyat : 56). Islam tidak hanya membuat aturan dalam bekerja, melainkan selalu memberi motivasi agar umat Islam mencari rezeki yang telah ditebarkan Allah di atas dunia ini. Tujuannya agar umat Islam tidak sekadar beribadah dalam arti ritual saja, tapi mempunyai perhatian untuk bekerja sesuai dengan perintah agama.

Bagi seorang muslim, adalah suatu keniscayaan untuk bergiat mencari rezeki. Seorang muslim tidak boleh menggantungkan diri pada orang lain, sedang diri malas dan enggan berkarya dan bekerja. Namun demikian, tidak berarti seorang muslim boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kebutuhan hidup. Islam adalah agama yang sarat dengan etika, norma-norma, sehingga diharapkan para penganutnyapun menyandang jatidiri umat yang beretika dan bermoral tinggi.

Jika kita bekerja untuk mencari rezeki yang halal, jika rezeki tersebut kita keluarkan pada jalan yang halal, maka rezeki tersebut akan menjadi sumber kebahagian hidup di dunia dan akhirat kelak. Lain sebaliknya. Bila kita bekerja mencari rezeki dengan jalan yang tidak halal, membelanjakannya pada jalan yang haram pula, maka rezeki tersebut akan menjadi sumber penderitaan bagi diri dan keluarga, menyimpan kerugian bagi dunia dan akhiratnya. Rezeki yang diperoleh dari barang yang haram akan menjadi darah dan daging.

Bisa mempengaruhi perilaku keseharian, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Ketahuilah bahwa di dalam diri manusia itu ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka akan baik pula seluruh tubuh, dan apabila daging itu jelek maka jelek pula seluruh tubuh itu, ketahuilah daging itu adalah hati." (HR. Bukhari & Muslim).

Dengan etos kerja yang baik diharapkan seorang profesional muslim dapat membawa manfaat bagi diri, keluarga, lingkungan kerja, dan orang-orang baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja dan keluarganya. Sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya orang yang paling baik adalah orang yang paling berguna bagi orang lain. (H.R. Thabrani). Dedikasi seorang profesional muslim, dengan demikian, sangat ditentukan oleh seberapa banyak dia membawa manfaat bagi manusia-manusia lainnya.

Wallahu a'lam bish shawab.

Sumber : http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg05110.html

BAPAK MASIH SAKIT

Di suatu hari, beberapa tahun yang lalu

Ketika pagi menyambut

Dan malam meninggalkan peraduannya

Ku berdoa

Berdoa kepadaMu untuk kedua orang tuaku

Di malam yang hening

Gelap dan dalam tangis yang penuh harap

Ku haturkan harapanku kepadaMU

Untuk kedua orang tuaku

Kini, ku kembali menghadapMu

Dengan membawa segala kekhilafanku

Memohon ampunanMu

dan memohon keberkahanMu

Untuk kedua orang tuaku

Jagalah mereka...

Limpahkanlah cahayaMu kepada mereka

Berikanlah kesehatan kepada mereka

Karena aku tahu, Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

PenjagaanMu adalah sebaik-baik Penjagaan

dan tiada kesembuhan kecuali dariMU

Kini, di pagi yang sendu ini

Kudengarkan suara syahdu itu

Suara yang dulu begitu kuat

Kini, terdengar ringkih

Di pagi yang sendu ini

Tak dapat kulihat sosok

Yang akan berangkat ke masjid

Menunaikan kewajiban kepadaMu

Sebagaimana doaku

Doa agar abahku bisa menghabiskan waktunya di masjid

Ya, Bapak masih sakit

Ingin kukatakan padamu

Bersabarlah abah..

Karena sesungguhnya

Allah ingin mensucikanmu dengan sakitmu

Labasa thahurun inshaAllah

Ya, bapak masih sakit

Karena itu, sembuhkanlah ia ya Allah

Sembuhkanlah ia, wahai Dzat yang Maha Besar

Sehingga abah, bisa ke masjid lagi, bisa bekerja lagi

Syafakillah abah...

Uhibbukumfillah


NEXT PLANNING IN MY MIND AND MY HOPE

Whatever that...

Apapun itu, harapan itu masih ada

Muhasabah pun harus ditingkatkan

Karena saya tahu, mungkin inilah yang terbaik

Banyak hal yg dinginkan

Tapi, Allah lebih tahu yang terbaik bagi hambaNya

Bukankah apa yg terjadi sebagaimana persangkaan kita kepada Allah?

Maka, saya pun harus berhuznuzon

Qadarallah...

Harapan pun telah terukir

Bahwa ada banyak hal yang masih bisa dilakukan

Karena harapan itu seperti beterai

Tanpa sebuah harapan, manusia hanya seperti raga tanpa jiwa harapan yang memberikan kesembuhan bagi si sakit harapan pula yang menjadikan si miskin menjadimau berusaha untuk merubah nasibnya menjadi lebig baik dan harapan mendapat ridho Allah-lah yang menjadikan manusia menjadi khusyu dalam beribadah.

In My Mind Map in My Hope

Ridho Allah lah yg ingin kuraih

Dan sebagaimana sabda Rasulullaah shalallaahu ’alaihi wa sallam :"Ridho Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua" (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)

Maka, berbakti dan bersilaturahim kepada orangtuapun menjadi harapanku guna meraih surgaMU

Sungguh perkara seorang mukmin tak pernah buruk

Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar

Jika ia mendapat berkah, ia bersyukur

Dan semua itu mendatangkan pahala

Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustai?

Kemarin adalah Kerja, Hari ini adalah berbuat dan Esok adalah Harapan..Hamasah!!!




Uni Zahrah Bunga Berseri