Kala musibah menyapa. Apa yang kita lakukan? Apakah marah, menggerutu, atau menyalahkan orang lain? Ketahuilah bahwa sesungguhnya musibah itu adalah suatu yang sunnatullah. Musibah bukanlah suatu yang asing dan aneh dalam syari'at Islam karena hal tersebut telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qurân yaitu:
“Sungguh akan Kami uji kalian dengan adanya rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan kekurangan buah-buahan dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan; Innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’un. (QS. al-Baqarah: 155-156).
Jadi, apa sikap kita ketika musibah menyapa?Sebagai seorang muslim, seharunya sikap kita adalah bersabar dan bermuasabah atas musibah yang menimpa kita. Bisa jadi, kita telah lalai dan melakukan banyak maksiat kepada Allah. Tidaklah keburukan menimpa manusia melainkan karena perbuatannya sendiri. Selain itu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan, antara lain sikap ketika musibah itu belum terjadi.
Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Kapan akan terjadinya suatu musibah adalah suatu perkara yang ghaib, yang mengetahuinya hanyalah Allah ‘Azza wa Jalla.
Siapapun tidak akan bisa meramal tentang apa-apa yang akan terjadi besok secara pasti, karena ilmu pengetahuan mengenai hal itu hanya milik Allah ‘Azza wa Jalla.
Sebagai contoh yang jelas dan gamblang bagi kita adalah seorang yang mengalami kecelakan kendaraan di hari Senin apakah ia bisa mengetahui sehari sebelumnya terjadi kecelakaan tersebut. Jawabannya tentulah tidak !! Jangankan untuk perhitungan perhari, hitungan perjam pun manusia tidak akan bisa memprediksi apa yang akan terjadi setelahnya.
Bahkan di dalam al-Qurân Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membantah ramalan-ramalan orang-orang tentang kejadian hari esok, tentang tempat dimana seseorang akan mati, dan apa yang ada dalam rahim manusia yaitu;
“Sesungguhnya hanya di sisi Allah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah yang menurunkan hujan dan di sisi-Nyalah ilmunya dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim manusia dan tiada seorangpun yang bisa mengetahui apa yang akan ia usahakan besok dan tidak seorangpun bisa mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 24)
Sungguh kita merasa sangat prihatin dengan kondisi kaum muslimin sekarang ini, mereka lebih percaya kepada ramalan-ramalan manusia dan isu-isu yang disebarkan manusia dibandingkan dengan keyakinannya tehadap ajaran agama mereka sendiri yaitu agama Islam.
Sebagian kaum muslimin telah diperbodoh dengan isu yang baru-baru ini tersebar dari salah seorang yang mengaku sebagai Profesor dari Brazil dimana ia mengatakan bahwa akan terjadi gempa besar dengan skala sekitar 9 SR di pantai barat pulau Sumatera (Mentawai) dan ini akan terjadi pada tanggal 23 Desember 2007 dan akan diikuti dengan gelombang tsunami.
Ternyata ramalan itu telah membuat resah sebagian kaum muslimin yang tinggal di kota Padang terutama daerah-daerah pesisir pantai. Sehingga akhirnya mereka terprovokasi dengan isu tersebut dan pergi meninggalkan kota Padang, atau pergi pulang kampung dan ada diantaranya menjual rumahnya hanya gara-gara isu dan sebuah mimpi. Bahkan disebutkan juga bahwa ada salah seorang kepala daerah di Bengkulu yang ikut terprovokasi dengan isu ini sampai berencana mengevakuasi masyarakat sebelum tanggal 23 Desember 2007. Na’udzubillahi min dzalik.
Dimanakah keimanan kita ? Dimanakah aqidah kita sebagai seorang yang mengaku sebagai seorang muslim ? sehingga mudah terpedaya dengan isu murahan yang hanya bersumber dari mimpi si Profesor.
2. Menyadari tentang hakikat hidup sesungguhnya
Tujuan penciptaan kita di muka bumi hanyalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam al-Quran:
“Dan tiadalah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
Memperbaiki aqidah kita yaitu dengan menjauhi setiap perbuatan syirik dengan memurnikan ibadah kita hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Hai Mu’adz tahukah kamu apa hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ? Mu’adz menjawab Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Nabi pun bersabda; hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya mereka beribadah kepada-Nya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih mereka)
Sesungguhnya hidup tidak terlepas dari yang namanya ujian. Setiap jiwa, setiap diri kita pasti akan diuji dengan berbagai macam bentuk ujian dan berbagai bentuk permasalahan. sehingga kita tidak perlu merasa takut akan kehidupan ini karena hidup adalah ujian itu sendiri. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu, dan agar Kami menyatakan baik-buruknya hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)
Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. al-A’rof: 168)
3. Memperbanyak bekal amal ibadah dan keta’atan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum ajal menjemput.
Bekal kita sebelum ajal menjemput kita adalah dengan memperbaiki amal perbuatan kita, memperbaiki tata cara/sistem mua’malah kita, memperbaiki ibadah setelah sebelumnya bertaubat dari setiap kesalahan dan dosa yang pernah kita lakukan dengan cara melepaskan diri dari ma’shiyat dan menyesalinya karena telah melakukan perbuatan dosa lalu bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Setelah itu, mari kita memperbanyak amal ibadah dan semakin rajin melaksanakan keta’atan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114)
Selain itu kita juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim, no. 6799)
4. Bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berserah diri kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah cukupkan keperluannya.” (QS. at-Thalaq: 3)
5. Menjauhi perbuatan dosa dan ma’shiyat karena penyebab terbesar datangnya suatu musibah adalah ketika kaum muslimin telah bergelimang dengan dosa dan ma’shiyat
Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada kita ujian ataupun musibah bukan berarti Allah Subhanahu wa Ta’ala benci kepada kita, bahkan menunjukkan Allah ‘Azza wa Jalla sayang kepada kita, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits shahih dari Anas ibnu Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Besarnya pahala tergantung besarnya ujian dan sesungguhnya apabila Allah menyenangi suatu kaum, Dia mengujinya. Barangsiap ridho maka Allahpun ridho, dan barangsiapa yang marah, maka Dia Marah.” (HR. Shahih Ibnu Majah 2/373). Wallahu a'lam.
Sumber : http://salafiyunpad.wordpress.com/2009/10/17/kala-musibah-menyapa/ :
Kala Musibah Menyapa
Rabu, 27 Oktober 2010
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
01.51
0
komentar
Label: ISLAM
TES PNS HARI INI...
Alhamdulillah, hari ini, tanggal 27 Oktober 2010, saya sudah mengikuti tes PNS . Suatu sejarah ukiran hidupku...untuk sebuah masa depan.
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
00.40
0
komentar
Label: THIS IS ME
SOSOK FATIMAH AZZAHRA
Senin, 25 Oktober 2010
Fatimah Azzahra binti Muhammad sallahua'laihi wasallam
Fatimah Azzahra (mawar yang mekar semerbak). Beliau mendapat gelar Asshiddiqah (wanita terpercaya), Aththahirah (wanita suci), al-Mubarakah (yang diberkahi Allah) dan yang paling sering disebut adalah Fatimah Azzahra.Beliau adalah Ratu di Surga...Subhanllah..
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
15.28
0
komentar
Label: THIS IS ME
SATU RINDU BUAT UMMI...UHIBBUKIFILLAH
Titip Rindu Buat Ibu...Ummi, Uhibbukifillah... Hujan teringatkan aku, Tentang satu rindu Dimasa yang lalu, Saat mimpi masih indah bersamamu Terbayang satu wajah, Penuh cinta penuh kasih Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan Kau ibu Oh ibu Allah izinkanlah aku, Bahagiakan dia Meski dia telah jauh, Biarkanlah aku Berarti untuk dirinya, oh ibu oh ibu kau ibu Terbayang satu wajah, Penuh cinta penuh kasih Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan Kau ibu Terbayang satu wajah Penuh cinta penuh kasih Terbayang satu wajah, Penuh dengan kehangatan Kau ibu oh ibu kau ibu, oh ibu oh ibu Hujan teringatkan aku, Tentang satu rindu Dimasa yang lalu, Saat mimpi masih indah bersamamu Kau ibu kau ibu kau ibu By Satu Rindu : Opick Feat Amanda)
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
14.40
0
komentar
Label: KUTIPAN
ARTI NAMA HIJRAHKU
Minggu, 24 Oktober 2010
Alhamdulillah, setelah mendatkan hidayah, saya memilih nama hijrah Fhatimah az zahra. Arti nama hijrahku yakni :
Fathimah
Dari segi bahasa ’fathama’ berarti “anak yang disapih dari susuan” Dalam sebuah riwayat dari Imam Muhammad bin Ali al-Baqir AS telah dinyatakan bahwa, setelah kelahiran Fathimah Zahra AS,. Hal ini seperti seorang bayi sewaktu disapih dari susu maka ia memerlukan makanan lain sebagai penggantinya. Dan Sayidah Fathimah Zahra AS setelah disapih, sedang makanan pertamanya berupa ilmu.
Zahra
Zahra, artinya ialah “yang bersinar” atau “yang memancarkan cahaya”. Imam Hasan bin Ali al-Askari meriwayatkan : “Salah satu sebab Sayidah Fathimah dinamai az-Zahra karena tiga kali pada setiap hari beliau akan memancarkan cahaya bagi Imam Ali AS.” (Bihar al-Anwar jilid 43 halaman 11) Memancarkan cahaya bagaikan matahari pada waktu pagi, siang dan terbenam matahari.
Nama hijrahku Fhatimah Az Zahra, dengan harapan saya bisa seperti sosok Fhatimah Az Zahra binti Muhammad salallahu a'laihi wassalam. Amin
Sumber : http://buyungdrfs.multiply.com/journal/item/3/Az_Zahra_Arti_Sebuah_Nama
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
16.53
0
komentar
Label: THIS IS ME
APALAH ARTI SEBUAH NAMA
Mungkin anda pernah mendengar pernyataan ini, 'Apalah arti sebuah nama". Ya, apalah arti sebuah nama. Banyak orang yang memberikan nama kepada anak-anak mereka dengan latar belakang berbeda. Ada yang karena sangat suka dengan pemain bola maka menamai anaknya pemain bola tersebut. Bahkan, ada yang karena suka dengan seorang artis maka menamai anaknya seperti nama artis tersebut. Ya, karena suka dan karena senang, dan karena nama itu sangatlah berarti. Oleh karena itu, apalah arti sebuah nama.
Selain itu, ada pula yang menamai anak mereka dengan nama yang panjang dan memiliki arti sesuai adat, misalnya jawa pangestu berarti raja, atau andi, dan sebagainya. Betul-betul nama menjadi sebuah identitas.
Nah, bagaimana dengan identitas keislaman? Bisakah, hanya dilihat dari sebuah nama? Ya, bahkan dalam islam ada yang dikenal dengan nama hijrah. Dimana seseorang yang dulu misalnya bernama si fulan, setelah mendapat hidayah, dia memilih nama hijrah "ahmad" misalnya atau utsman, atau bilal, atau nama-nama islami lain yang mengindentikkan orang-orang yang berakhlak mulia bahkan yang meimliki arti sangat baik misalnya ansharullah , singa Allah, Khadijah, dan nama-nama islami lainnya seperti assddiq,dan sebagainya. Nah, kalau saya sendiri memilih nama hijrah Fhatimah Az Zahrah, karena nama itu adalah nama anak Rasulullah sallallahu a'laihi wassalam yang dicintai oleh beliau dan Allah azza Wajalla. Betul dalam Islam bukan dikatakan "Apalah arti sebuah nama" namun nama itu sangat berarti.
Mengapa demikian?
Karena memberikan nama yang baik kepada anak misalnya, adalah hak anak yang harus dipenuhi orang tua, sebagaimana Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:
“Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?”. Nabi menjawab: “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tempat yang baik”.
“Baguskan namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti,” kata Rasulullah. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hiban)
Ibu Indah yang baik,..
Sebagaimana saya kutip dari sebuah artikel konsultasi syariah tentang nama, dikatakan bahwa
" Nama adalah penting, karena nama dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa, bahkan aqidah. Secara psikologis nama juga akan berpengaruh pada konsep diri seseorang. Secara tidak sadar seseorang akan didorong untuk memenuhi citra yang terkandung dalam namanya. Teori Labelling (penamaan) menjelaskan kemungkinan seseorang menjadi jahat karena masyarakat menamainya sebagai penjahat. Memang boleh jadi orang akan berperilaku yang bertentangan dengan namanya. Seseorang yang bernama Abdullah misalnya, seharusnya ia rajin beribadah, tapi bisa jadi sering meninggalkan shalat. Mestinya nama itu akan meresahkan batinnya. Ia boleh jadi akan mengubah namanya atau perilakunya.
Nah, apa yang mesti kita perhatikan dalam memberikan nama kepada buah hati, atau memilih nama hijrah?
Untuk memberikan nama yang baik pada anak tentu harus disertai dengan memahami makna nama tersebut. Nama yang berbau Arab belum tentu tepat kalau tidak mengerti maksudnya, malahan bisa salah dan tidak punya makna. Ada bebarapa hal yang tidak diperbolehkan dalam memberikan nama pada anak. Syekh Abdullah Nashih Ulwan, dalam bukunya Tarbiyatul Aulad fil Islam, mengemukakan beberapa acuan dalam menamai anak.
Pertama, nama-nama yang khusus untuk Allah SWT karena sifatnya yang mutlak, seperti Ar-Rahiim, Al-Khaliq dan sebagainya. Tidak diperkenankan bagi orang tua untuk menamai anak-anaknya dengan nama-nama khusus untuk Allah, kecuali dengan menunjukkan secara jelas kedudukannya sebagai hamba Allah. Jika nama-nama khusus untuk Allah tidak diperbolehkan, nama yang menunjukkan kedudukan sebagai hamba justru disukai. Misalnya Abdullah atau Abdurrahman.
“Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai oleh Allah Yang Mahaperkasa Lagi Mahaagung adalah Abdullah dan Abdurrahman”. (HR. Muslim)
Kedua, tidak boleh menggunakan nama yang menunjukkan ketundukan kepada selain Allah, seperti misalnya Abdul Uzza, Abdun Nabi dan sebagainya.
Ketiga, menjauhi nama-nama yang maknanya terlalu optimistik. Termasuk nama yang optimistik adalah Najieh, Nafi, maupun Aflah.
“Janganlah kamu memberi nama kepada anak laki-lakimu dengan nama Yassar, Rabaah, Najaah, dan juga Aflah….. (HR. Muslim)
Keempat, jangan pernah memberi nama dengan nama yang mempunyai makna mudah lekang, lekas sirna, serta nama-nama yang dapat melemahkan jiwa anak. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki kepribadian khas yang kuat, berbeda dengan umat yang lain.
Nah, sekarang bisa dikatakan bahwa "Apalah arti sebuah nama?" Betul, nama itu penting. Bahkan, karena pentingnya sebuah nama dalam Islam, sehingga orang tua perlu berhati-hati dalam memberikan nama pada anaknya. Begitujuga yang ingin memilih nama hijrah.
Wallahua'lam
Sumber : http://konsultasi.wordpress.com/2010/03/01/arti-nama-dalam-islam/
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
16.28
0
komentar
Label: ISLAM
Shirah Perawat Muslimah (II)
Rabu, 13 Oktober 2010
Assalamu'laykum. Setelah sekian lama tertunda, alhamdulillah saya bisa beraktivitas di blog saya ini. Sebagaimana yang telah saya janjikan, saya akan melanjutkan artikel saya ini. Walaupun sepenuhnya bukan dari ide saya, setidaknya ada usaha untuk mempublikasikannya. Kan saya mencantumkan sumbernya...hehehe g asa copy paste. Nah, berikut lanjutannya... Setelah Rasulullah salallahu a'laihi wasallam menyampaikan risalah Islam, banyak tokoh2 islam di bidang ilmu pengetahuan lahir. Pada saat itu, Islam memegang peranan penting di semua bidang ilmu pengetahuan seperti Filsafat, Astronomi, Matematika, bahkan di bidang kesehatan. Tokoh-tokoh bidang kesehatan antara lain : Ibnu Qoyyim Al-Jauzy, Ibnu Sina ( Avicenna ), Abu bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi ( Ar-Razi ), Imam al Ghazali, Abu Raihan Muhammad Al-Biruni. Tak ketinggalan pula untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama RUFAIDAH BINTI SA’ AD Al- Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh2 ilmu pengetahuan dan keperawatan lainnya baik di jaman rasul maupun sesudah kerasulan.
Banyak perawat2 muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, mereka lebih mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.Apabila kwn2 mo menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karnakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama dlm duni keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai2 kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan ( human touch ) jadi seimbang.
Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan saya akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam
Masa penyebaran Islam ( The Islamic Period ) 570 - 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin / jihad ( holy wars ), pada masa ini lah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.
Masa setelah Nabi ( Post prophetic era ) 632 - 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh2 Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna ( Avicenna ),Abu bakar ibnu Zakariya Ar-Razi ( Ar-Razi ), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang ” The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever “
Masa pertengahan 1000 - 1500 M. Pada masa ini negara2 arab membangun RS dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di RS tsb dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki2 dan perempuan dan sampai sekarang banyak di ikuti semua RS di seluruh dunia.
Masa Modern ( 1500 - sekarang ). Pada masa inilah perawat2 asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.
Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan saya ingin mengajak para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.
Sumber (http://psikumi.blogspot.com/2008/12/sirah-perawat-muslimah.html#comment-form)
Diposting oleh
Uni_ZahraH BUNGA BERSERI
di
02.03
0
komentar
Label: CATATAN SEORANG PERAWAT